Rotasi Direksi BUMN Agro

Kamis, 18 Oktober 2018, 16:02 WIB

Pergantian Direksi Perum Bulog | Sumber Foto:Kementerian BUMN

AGRONET--Pergantian musim ditandai dengan pergantian direksi. Itu yang terjadi di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang agro pada Oktober 2018. Pada bulan di peralihan musim kemarau dan penghujan ini, terjadi rotasi direksi BUMN di lingkungan usaha pertanian dan pangan. Seperti di Perum Bulog, PT Pertani (Persero), hingga PT Perkebunan Nusantara VIII.

Rotasi Direksi BUMN Agro itu berlangsung di Bulog. Perusahaan umum bidang logistik ini merombak susunan direksinya untuk kali kedua pada tahun 2018. Pada Rabu, 10 Oktober lalu, dua direksi diganti. Keduanya adalah Direktur Komersial Andrianto Wahyu Adi dan Direktur SDM & Umum Febriyanto. Surat Keputusan pemberhentian dari Menteri BUMN disampaikan oleh Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi, Wahyu Kuncoro.

Posisi Direktur Komersial Bulog pun diisi oleh Judith Jubilina Dipodiputro. Sebelumnya, Judith adalah Staf Khusus Menteri BUMN yang menangani inisiatif BUMN. Sementara itu Bagya Mulyanto, yang sebelumnya adalah Direktur Utama PTPN VIII menjadi Direktur SDM & Umum Bulog. “Ya, sekarang saya di Bulog. Tidak lagi di PTPN delapan,” kata Bagya setelah pelantikan pada AGRONET.

Rotasi direksi di Bulog ini menjadi kelanjutan dari perubahan direksi sebelumnya. Yakni pergantian direktur utama pada April 2018. Saat itu, Menteri BUMN memberhentikan Djarot Kusumayakti sebagai direktur utama. Secara tak terduga, jenderal polisi Budi Waseso ditunjuk menjadi penggantinya.

Penyelarasan program Bulog dengan Kementerian Pertanian menjadi pertimbangan dalam pergantian Direktur Utama Bulog saat ini. Pada awal tahun 2018, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tengah gencar-gencarnya menyatakan perang terhadap mereka yang disebutnya sebagai mafia pangan. Pilihan Kementerian BUMN terhadap Buwas, panggilan popular terhadap Budi Waseso menegaskan penyelarasan itu. Buwas pun, begitu dilantik, menyatakan kesiapannya memerangi mafia pangan.

Rotasi Direksi BUMN Agro di Bulog yang berlangsung kali ini menjadi penyelarasan tim kerja antara Budi Waseso sebagai nakhoda baru Bulog dengan tim direksinya. Maka, rotasi kali ini dilakukan pada dua posisi strategis yang dapat membantu Budi Waseso. Yakni Direktur Komersial serta Direktur SDM & Umum.

Efek dari perubahan direksi Bulog berpengaruh pada BUMN Agro lainnya. Posisi Direktur Utama PTPN VIII pun harus diisi karena Bagya ditarik ke Bulog. Untuk itu, Direktur Utama PT Pertani (Persero) Wahyu pun dirotasi ke posisi tersebut. Pengalaman Wahyu mengelola situasi sulit di PT Pertani diharapkan mampu mendongkrak kinerja PTPN VIII, anak perusahaan perkebunan yang kini harus pula piawai dalam urusan manajemen aset. Salah satu lokasi kebun teh penting di bawah PTPN VIII, kini dikembangkan menjadi lintasan dan stasion kereta cepat Jakarta – Bandung, yakni di Walini.

Sementara itu, posisi Wahyu di PT Pertani pun diisi oleh Febriyanto. Sosok direksi BUMN yang dikenal enerjetik ini memiliki pengalaman panjang di bisnis logistik yakni PT Pos hingga menempati posisi direksi. Kemudian di BUMN pangan Bulog tersebut di atas. Pengalaman di BUMN Logistik dan BUMN pangan ini yang diharapkan menjadi kekuatannnya mengembangkan PT Pertani, melalui rotasi direksi BUMN agro kali ini. Mendampingi Febri, diangkat pula Lalan Sukmaya sebagai Direktur Operasional Pertani.(312)