Panen jagung | Sumber Foto:Biro Humas dan Informasi Publik Kementan
AGRONET—Rencana pemerintah mengimpor jagung ditindaklanjuti Bulog. Badan Urusan Logistik. “Bulog mendapat mandat dari pemerintah mengimpor jagung,” kata Budi Waseso, Direktur Utama Bulog pada media awal November ini. PeIaksanaan impor tersebut, menurutnya, akan dilakukan melalui lelang.
Pemerintah memang sudah memutuskan untuk mengimpor jagung. Meskipun dalam setahun terakhir Indonesia sudah beberapa kali mengekspor jagung, kebutuhan jagung di dalam negeri dipandang kurang pada triwulan terakhir 2018 ini. Hal tersebut dirasakan oleh para peternak. Di beberapa sentra peternakan, jagung untuk pakan ternak sempat langka dan juga mahal.
Seperti sempat dikemukakan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, biaya pakan ternak dapat mencapai 70 persen dari biaya produksi. Sedangkan jagung merupakan komponen terbesar dari pakan ternak. Maka, menurutnya, impor jagung yang dilakukan Bulog diharapkan akan dapat meringankan beban peternak.
Rencana impor nasional pada tahun 2018 ditetapkan sebesar 100 ribu ton yang akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan peternak hingga awal 2019. Diharapkan impor jagung dapat dipenuhi dari negara-negara produsen jagung seperti Brasil dan Argentina. Pengimpor yang mengikuti lelang dapat mendatangkan jagung dari kedua negara tersebut.
Untuk lelang tersebut, Bulog telah menetapkan sejumlah kriteria menyangkut kualitas. Diantaranya adalah tentang kadar air jagung yang tidak boleh melebihi 14 persen. Soal keutuhan butir, tingkat pecah maksimal 3 persen, dengan tingkat kerusakan butir tak boleh melebihi 5 persen. Jumlah material asing dapat ditoleransi sampai 2 persen dan aflatoksin maksimal 20 ppb. Selain itu, jagung impor juga harus bebas dari serangga hidup.
Tidak semua importir dapat mengikuti lelang. Bulog mensyaratkan, perusahaan importir peserta lelang sudah harus bergabung di GAFTA (Grain and Feed Trade Association), Asosiasi Perdagangan Pakan dan Biji-bijian sedunia. Selain juga sudah harus berpengalaman mengimpor minimal tiga tahun, importir juga harus berkomitmen memenuhi kuota serta jadwal.
Jagung impor diharapkan sudah datang paling lambat pada 20 Desember 2018. Dengan demikian, selambatnya Januari seluruh jagung impor telah sepenuhnya tersalur ke pasar. Terutama untuk pemenuhan kebutuhan para peternak. Untuk itu, dua pelabuhan telah disiapkan secara khusus untuk menyambut kedatangan jagung impor. Pelabuhan Ciwandan, Banten, yang siap didarati hingga 30 ribu ton dan pelabuhan Teluk Lamong, Jawa Timur, siap menerima hingga 70 ribu ton.
Lelang impor jagung ini merupakan hal pertama yang dilakukan Bulog di bawah kendali manajemen baru. April 2018, Budi Waseso diangkat menjadi Direktur Utama menggantikan Djarot Kusumayakti. Sementara itu, posisi Direktur Komersial baru ditempati oleh Judith Jubilina Dipodiputro mulai awal Oktober 2018. (312)
Dukung Swasembada Pangan di Papua, Polbangtan Kementan Kawal Penyuluh Tingkatkan LTT melalui ePusluh
Jumat, 21 Maret 2025
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Sabtu, 22 Februari 2025
Selasa, 18 Februari 2025
Senin, 17 Februari 2025