Barto Inden, Kawal Pertanian dari Timur Indonesia

Minggu, 08 Agustus 2021, 19:45 WIB

Barto Inden, S.Tr.P. Duta Petani Milenial Papua Barat | Sumber Foto:Istimewa

AGRONET --Usai mengikuti Pengukuhan 2.000 Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jumat 6 Agustus 2021, Barto Inden, Duta Petani Milenial asal Papua Barat kembali ke Manokwari.  Sesampainya di kampus tercinta, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, Barto Inden bertanya pada seorang pengajar dengan tegasnya, “Ibu, kemarin saya gagah to.” Sang Ibu yang dilempar pertanyaan pun hanya tersenyum dan menjawab dengan doa untuk Barto agar semakin sukses dan tetap sehat dikala pandemi melanda.

Perjalanan panjang mengantarkan Barto hingga menjadi DPM.  Pria kelahiran Pegunungan Arfak, Papua Barat tak menyangka akan dikukuhkan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.  Kontak yang terjalin antara Barto dan Bapaknya Polbangtan Manokwari, makin memantapkan Barto untuk berangkat ke Bogor mengikuti pengukuhan.

“Barto berani kah?” tanya Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta.  Tanpa panjang lebar Barto menjawab, “Siap”.  Segala persiapan Barto lakukan, hingga Kamis (5/8) pagi Barto didampingi Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM), Oeng Anwarudin berangkat menuju kota hujan, Bogor, Jawa Barat. 

Tepat pada Jumat (6/8) Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) secara virtual mengukuhkan 2.000 DPM dan DPA Nasional.  Dalam arahannya Presiden menyampiakn, “Hampir semua sektor berkontribusi minus, namun sektor pertanian menjadi satu dari tiga sektor yang bertumbuh positif.” Mengacu data BPS, sektor pertanian mampu berkontribusi positif sebesar 1,75 persen pada tahun 2020 dan pada triwulan pertama 2021 tumbuh positif 2,95 persen.

Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat menyematkan rompi Duta Petani Milenial pada Barto Inden, Papua Barat

Sejalan dengan Arahan Presiden RI, Menteri SYL mengatakan bahwa sektor pertanian sangat strategis untuk ketahanan perekonomian bangsa dan negara. “Oleh karena itu, perlu upaya seluruh jajaran dapat bersama-sama mengelola pertanian di setiap daerah mulai dari desa hingga nasional,”

Sangat sadar untuk mengelola pertanian di daerahnya, Barto Inden, Mahasiswa Polbangtan Manokwari mendampingi masyarakat di Pegununang Arfak budi daya pertanian dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana.  Pertanian organik menjadi pilihan Barto untuk belajar bersama dengan masyarakat.

Dua tahun berjalan, Barto menanam kopi di Kampung Udohotma Distrik Sururey Kabupaten Arfak dan baru-baru ini Barto mengajak masyarakat untuk mencacah rumput sebagai pupuk untuk tanaman.  Ya.. tanaman khas papua seperti ubi jalar, keladi, ubi kayu dan bete.  Tak hanya itu, tanaman hortikultura seperti wortel, kentang, kol, sawi juga dikembangkan di Pegunungan Arfak dimana jenis tanaman tersebut sesuai dengan kondisi alam yang ada.

Barto pun menggandeng berbagai pihak dalam mendampingi masyarakat Pegununungan Arfak.  Mulai dari Kampusnya, Polbangtan Manokwari, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), ataupun dengan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S).  Putra daerah ini pun berani menyuarakan kepada Pemerintah setempat untuk memperhatikan anak-anak muda yang mempunyai minat dalam mengembangkan usaha di bidang pertanian khususnya di Kabupaten Pegunungan Arfak.  “Bergerak dan berkarya di bidang pertanian tentunya dengan tetap optimis dalam bekerja agar memperoleh hasil yang maksimal,” sebut pria yang akan di wisuda akhir Agustus mendatang itu.

Barto mencermati tingginya tingkat pengangguran di Indonesia dapat dipecahkkan bekembangnya sektor pertanian yang didampingi oleh para petani yang maju, mandiri, modern, dan memiliki jiwa wirausaha.  Sebagai negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah, sektor pertanian Indonesia merupakan lahan bisnis yang masih sangat potensial untuk dikembangkan oleh generasi muda.

Pengembangan wirausahawan muda khususnya di bidang pertanian sangat dibutuhkan untuk untuk mendorong produktivitas SDM pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan pemuda-pemuda kreatif untuk membangun sektor pertanian berkelanjutan sesuai dengan jiwa pemuda yang ambisius, kreatif dan inovatif. Salah satu solusi yang dapat menyelamatkkan sektor pertanian ialah perkembangan wirausaha muda. 

Sukses menjadi wirausaha muda pertanian, tetap membuat Barto rendah hari layaknya ilmu padi.  Barto pun berpesan, “Kesuksesan itu bukan saja dilihat dari seberapa besar apa yang kita punya, namun kesuksesan itu dilihat dari keberanian dan kemampuan yang dimiliki seseorang.” (269)