Mutiara Dari Timur, Maria Bukti Nyata Regenerasi Petani Di Tanah Papua

Sabtu, 21 Oktober 2023, 17:51 WIB

Millennial Agriculture Forum (MAF) Volume 4 edisi 47, Sabtu (21/10/2023) | Sumber Foto:Polbangtan Manokwari

AGRONET -- Kesadaran dan keberlanjutan pertanian, menjadi faktor pendongkrak ketertarikan generasi muda untuk berkecimpung dalam dunia pertanian. Minat untuk menjadi wirausaha muda pertanian telah meningkat beberapa tahun terakhir.

Untuk terus mendorong dan mempercepat proses regenerasi petani, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari menggelar Millennial Agriculture Forum (MAF) Volume 4 edisi 47, Sabtu (21/10/2023)

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi hadir secara virtual membuka acara tersebut menyampaikan, bahwa regenerasi petani wajib kita lakukan.

Saat ini petani ada 38 juta orang, dan didominasi dengan petani kolotnial yang tingkat pendidikan hanya SD atau bahkan tidak sekolah.

Sementara tujuan pembangunan pertanian menyediakan pangan 280 juta penduduk dari sabang sampe merauke.

“Mau tidak mau, suka tidak suka, kalian harus menerima tongkat estafet pembangunan pertanian kita. Karena petani milenial yang dibutuhkan negara ini. Sudah terbukti berdasarkan fakta di negara-negara maju, sektor petaniannya dulu yang maju karena didukung dengan SDM maju yang didominasi petani milenial,” Imbau Dedi

Kegiatan MAF berlangsung secara hybrid, during dan luring dengan mengangkat tema “Membidik Peluang Wirausaha yang Tepat Bagi Petani Milenial”.

Dedi mengakui MAF hari ini dapat memberikan pencerahan kepada anak-anak muda Indonesia yang merupakan andalan pembangunan pertanian. Di bumi Papua sudah banyak yang seperti itu salah satunya Maria Fransisca Tambingon yang menjadi narasumber hari ini.

“Maria ini merupakan mutiara dari timur, seorang pengusaha peternak ayam yang sukses dan mampu melakukan bisnis komoditas ayam untuk saudara-saudara kita di tanah Papua,” terang Dedi

Sementara itu, Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta menjelaskan tema yang diangkat seiring dengan output pendidikan vokasi di lingkup pendidikan pertanian. Karena salah satu kualifikasi yang diharapkan adalah lahirnya job creator. Dimana nanti alumni Polbangtan, PEPI, dan SMK PP siap menciptakan peluang kerja.

“Melalui kegiatan ini, tentu diharapkan mampu membangun maindset bagi seluruh milenial tanah air. Minimal mampu merubah pola pikir anak muda. sehingga tentunya disamping meningkatkan kualitas juga diharapkan dapat mewujudkan peningkatan wirausaha muda pertanian,” kata Purwanta

“Kalian harus menjadi petani pengusaha milenial yang sukses dan harus kalian siapkan dari sekarang dengan terus ditempah dengan berbagai teori dan praktek, terutama belajar membangun agribisnis atau wirausaha tani,” tambahnya

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha widi Arsanti turut hadir memberikan semangat kepada petani milenial pada sesi closing statement.

Santi menyampaikan bahwa untuk membidik bisnis yang tepat bagi kalangan milenial tentunya harus melihat peluang pasar, melihat ketersediaan sumber daya alam, sarana prasarana dan akses permodalan yang dapat kita lakukan seoptimal mungkin.

“Terutama ditanah Papua, peluang pasar untuk beberapa komoditas masih terbuka lebar baik pertanian maupun peternakan, sehingga apabila milenial mampu membaca peluang pasar dengan tepat tentu menjadi modal yang sangat baik untuk mengembangkan usaha,” sebut Santi.

Kebutuhan pangan yang tiada hentinya, dan beberapa jenis pangan masih didatangkan dari daerah lain, sehingga harapannya kedepan Papua bisa menjadi Swasembada dan menjadi Lumbung pangan dan bisa menyalurkan pangan kedaerah lain.

“Tentu saja kita mendorong para anak muda, generasi Y maupun Z, karena anak-anak muda ini merupakan potensi untuk kemudian mengembangkan pertanian lebih maju lagi,” kata Santi.

Hal itulah yang sedang digeluti oleh Maria Fransisca Tambingon, Ketua Papua Youth Creative Hub yang hadir memberikan motivasi kepada generasi milenial pada MAF kali ini.

Meski memiliki background sebagai finalis Putri Indonesia Provinsi Papua, Kini Maria sebagai sedang berfokus mengembangkan wirausaha peternakan ayam petelur.

Tercatat memulai usahanya dari 1.000 ekor ayam di tahun 2021 dan didukung dengan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), Maria saat ini terus mengembangkan usahanya menjadi 4.000 ekor ayam dan sekaligus bisa membuka lapangan pekerjaan orang lain.

Kisah Maria sukses menjadi inspirasi bagi kalangan milenial, meski belajar secara otodidak akan tetapi mampu meraup cuan.

Maria menjelaskan bahwa untuk memulai usah dibutuhkan niat yang serius, Konsisten dalam pekerjaan, tekun menjalankan pekerjaan dan tidak gengsi pada pekerjaan yang digeluti.

“Hal yang paling penting juga yaitu kita harus mampu melihat peluang usaha yang akan digeluti. Saya memilih peternakan ayam petelur, karena telur menjadi kebutuhan premier yang dibutuhkan oleh semu kalangan,” pungkasnya

 

Sumber :

BPPSDMP Kementan