Berproses, Beternak Sapi Semampunya

Senin, 12 Desember 2022, 13:13 WIB

Program Integrasi Sapi-Sawit diluncurkan untuk mendukung peningkatan populasi sapi potong melalui Pergub No. 43 tahun 2019 tentang Integrasi Sapi-Sawit pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Kepulauan Bangka Belitung. | Sumber Foto:Dok Kementan

AGRONET -- Banyak yang menganggap pekerjaan beternak sapi tidak menguntungkan. Alasan klasik katanya tidak kekinian, di desa, kotor, panas di lahan dan lainnya.

Apalagi _breeding_ pembibitan. Sudahlah rumit lama pula. Hingga banyak yang tidak tertarik menekuni, utamanya kawula muda, termasuk sarjana yang punya ilmunya.

Dampaknya impor sapi dan daging kerbau dari waktu ke waktu makin banyak saja, hingga setara 1,5 juta ekor/tahun (2021). Indonesia hanya jadi pasarnya Australia dan India.

Hingga harga sapi dan susu di Indonesia tergolong tinggi sekali. Karena pakan sapi di Australia dan Selandia Baru impor dari Indonesia wujud limbah, yaitu bungkil sawit jutaan ton per tahun. Lalu hasilnya kita impor lagi.

Namun begitu, biarlah saya tetap berproses dari waktu ke waktu. Selalu berbenah agar ke depan makin produktif lagi. Belajar dari kesalahan masa lalu, karena tiada pekerjaan sempurna. Maka disempurnakan lagi demi masa depan.

Sejak 2018, dengan tulus ikhlas berkorban. Mencari ilmu di perjalanan masa lalu beternak sapi. Dari 3 ekor sapi. Sekaligus dapat pendampingan dari banyak pakar dan praktisi sukses yang senior. Menyenangkan.

Rasanya tiada hari tanpa berbenah dan berbenah. Agar makin mudah, cepat dan terpenting sehat. Biasanya menekan harga pokok produksi (HPP) agar rendah. Dengan berusaha inovatif kreatif di lapangan. Agar kompetitif.

Konkretnya, pakan limbah bungkil sawit, seperti yang jutaan ton diimpor oleh banyak negara dari Indonesia. Di sana jadi pakan sapi juga. Menanam rumput gizi tinggi, hasil riset peneliti. Yaitu Gama Umai, Zanzibar dan Pakchong. Sekitar kandang.

*Feses dan urine bukan jadi beban. Justru latar belakang ternak sapi agar dapat itu banyak rutin. Dinaikkan mutunya dengan disemprot biang mikroba Bio Extrim dan hormonal Hormax. Formula saya sendiri.*

Jadi pupuk super mewah mereduksi anggaran NPK kimia. Dampak di kebun banyak cacing sahabat petani pertanda lahan telah subur kembali. Syukur produksinya tinggi, biaya rendah.

Dengan pola integrasi sapi dengan kebun bernuansa inovasi ekspansi. Nampaknya menjawab permasalahan yang dihadapi banyak peternak rakyat selama ini.

*Besar harapan saya, pola pengalaman saya ini bisa jadi referensi masyarakat luas. Agar direplikasi di mana - mana. Ujungnya harga pangan Indonesia tidak jadi termahal di Asean, seperti laporan Bank Dunia selama ini.*

 

Sumber :

Wayan Supadno