Pilih mana : Garam Laut atau Garam Dapur ?

Rabu, 12 Juni 2019, 23:06 WIB

Petani garam | Sumber Foto:Wikipedia

AGRONET – Tidak dapat dipungkiri, garam sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam peribahasa pun, kata ”garam” banyak dipakai, seperti; bagai sayur kurang garam, banyak makan asam garam, garam di laut asam di gunung bertemu dalam belanga juga, seperti membuang garam ke laut, dan garam dikulumnya tak hancur.

Dalam sejarah bumi Nusantara, diduga kuat garam telah dibawa oleh para pedagang ke bumi Nusantara bersama dengan berbagai macam bumbu sebelum abad 19. Pieter Willemsz menulis dalam Atchins Daghregister 1642 : "Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan daerah pengekspor terbesar bahan makanan terbesar. Selama dua bulan di tahun 1642, dua belas perahu orang Jawa sampai ke Aceh. Muatan utama perahu-perahu itu terutama adalah bahan makanan seperti garam, gula, buncis, kacang-kacangan, dan bahan-bahan makanan lainnya."

Pada masa itu garam diperoleh dengan cara kuno yang berkaitan dengan proses pengawetan ikan. Tambak garam untuk pembuatan garam, juga telah dikenal dibeberapa daerah pantai Nusantara.

Bagaimana kondisi garam sekarang ? Total produksi garam Indonesia pada tahun lalu mencapai total 2,716 juta ton dengan komposisi 2,35 juta ton dihasilkan oleh petani garam rakyat dan 367.260 ton oleh PT Garam. Jumlah ini jauh dari cukup sehingga Indonesia harus membeli dari luar negeri.

Dilihat dari pemakaiannya, secara umum garam dapat dibagi menjadi dua, garam industri dan garam konsumsi. Garam industri adalah garam yang dipakai sebagai bahan baku dalam proses produksi di sejumlah sektor industri seperti industri kimia, aneka pangan, farmasi, perminyakan, penyamakan kulit, dan pemeliharaan air. Sedangkan garam konsumsi yang biasanya dipakai penyedap makanan ada dua jenis, garam dapur (garam meja) dan garam laut (sea salt). Apa perbedaan kedua jenis garam tersebut?

Garam laut sama seperti halnya himalayan sea salt, kandungan mineral aslinya -magnesium dan kalium- tetap dipertahankan. Masyarakat umum banyak yang berpendapat jika garam laut lebih baik karena kandungan mineralnya. Namun sebenarnya garam laut dan garam meja mempunyai nilai gizi dasar yang sama.

Garam laut tidak hanya mengandung mineral yang tinggi. Sampah plastik yang semakin banyak mengotori lautan ternyata juga berpengaruh terhadap kualitas garam laut. Diduga kuat garam laut juga ikut tercemar sampah plastik. Sebagian besar garam laut mengandung partikel mikro plastik.

Sedangkan garam dapur diproduksi lewat tambang garam dan melalui beberapa proses pengolahan. Proses-proses ini membuat kandungan mineral alami garam dapur menjadi lebih rendah. Salah satu proses penting dalam pembuatan garam dapur adalah penambahan yodium. Seperti diketahui, yodium adalah mineral penting untuk menjaga kesehatan tiroid.

Jadi, mana yang lebih baik untuk dikonsumsi, garam dapur atau garam laut? Sejauh ini tidak ada yang mengatakan dengan pasti, mana jenis garam yang lebih baik.

Dari beberapa hasil riset, diketahui orang banyak yang memilih garam laut atau berbagai jenis garam yang diklaim lebih sehat lainnya seperti misalnya himalayan sea salt, kosher salt, rock salt, dan lain-lain, walaupun harganya dapat berkali-kali lipat dari harga garam dapur. Alasannya, jenis-jenis garam ini dianggap lebih bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan karena lebih alami.

Apapun jenis garamnya, yang pasti jangan sampai mengonsumsi garam berlebihan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batas aman konsumsi garam dalam satu hari untuk manusia dengan kondisi sehat hanya 1 sendok atau setara dengan 6 gram. Anda pilih yang mana ? (555)