Alumnus Polbangtan Kementan Sukses Kembangkan Agrowisata di Pegunungan Arfak

Selasa, 25 Januari 2022, 13:04 WIB

Barto Inden, Alumnus Polbangtan Manokwari, Duta Petani Milenial | Sumber Foto:Polbangtan Manokwari

AGRONET -- Pertanian menjadi salah satu sektor penopang perekonomian nasional.  Berbagai terobosan dilakukan, seperti menggabungkan pertanian dengan sektor lain.  Perpaduan sektor pertanian dengan pariwisata menjadi nilai jual tersendiri, terlebih wisata alam dari ujung timur indonesia, Papua.

Cakap melihat peluang yang ada, alumnus Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, Barto Inden kembali ke tanah kelahirannya di Pegunungan Arfak dan mencoba membangun pertanian modern berkonsep ekowisata.

Budi daya tanaman kopi, hortikultura hingga peternakan ayam potong, sektor pertanian yang digeluti Barto.  Meskipun dikembangkan di lahan yang tidak begitu luas, alam Pegunungan Arfak nan indah, menjadikan tempat ini lokasi agrowisata yang kelak akan ramai dikunjungi wisatawan.

Penjelasan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan, “Agrowisata bisa menjadi pilihan masyarakat untuk berwisata dan awal untuk membangun pusat perekonomian yang luas dari sektor pertanian.” Agrowisata tidak mengganggu komoditi yang ditanam, bahkan dapat menjadi bagian yang mengenergi. 

Agrowisata juga mampu membangkitkan masyarakat untuk terus melakukan upaya yang ada agar pertanian sesempit apapun bisa melipatgandakan pendapatan masyarakat setempat khususnya generasi muda.  Kawasan dapat menjadi pilihan menarik bagi para anak muda untuk mempelajari dunia pertanian.

Berawal dari wisata akan semakin banyak kaum milenial atau masyarakat yang tertarik dengan sektor pertanian, bahkan menjadi kantong perekonomian baru yang mensejahterakan masyarakat.  Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan, keberadaan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM dan DPA) menjadi investasi jangka panjang Pembangunan Pertanian di Indonesia.  Kelestarian dan kemajuan pertanian menjadi isu yang harus dijawab tuntas. “Peran DPM dan DPA harus didorong maksimal!” seru Dedi.

Hadirnya petani milenial yang menerapkan pertanian modern diharapkan dapat peningkatkan produktivitas yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga hingga ekspor. “Bila ini semua dapat terwujud, tidak mustahil swasembada pangan dapat kita capai dan pada akhirnya kesejahteraan petani pun kita capai”, ujar Dedi.

Barto pun angkat bicara soal perintisan usaha yang dijalankan. Tak tanggung-tanggung omsetnya mencapai 15 hingga 20 juta perbulan. Bekal ilmu pengetahuan yang Barto peroleh di Polbangtan Manokwari membuatnya berkeinginan untuk membangun pertanian modern dengan menggunakan sistem ekowisata.

“Sebagai anak Papua dan penduduk Asli Pegunungan Arfak saya ingin terus mengembangkan sektor pertanian modern di kampung halaman saya,” harap Barto.  Ekowisata nantinya dapat menjadi tempat pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal dan menjadi wadah pembelajaran tentang dunia pertanian.

Kisah Barto menginspirasi para generasi muda untuk menjadi petani dan wirausaha dengan menjadikan bertani sebagai gaya hidup. Karena pertanian merupakan tradisi sehingga tidak perlu malu untuk melakukannya.

Kolaborasi Dinas Pertanian Pegunungan Arfak, LSM Bentara Papua serta Papua Muda Inspiratif Papua Barat pun Barto lakukan untuk pengembangan usahanya.  Polbangtan Manokwari tempat Barto menuntut ilmu, terus mendampingi hingga Barto sukses mengembangakan agrowisata di Pegunungan Arfak.

Sumber : Rilis BPPSDMP Kementan 0047/Humas