Jelang Akhir Tahun 2018, Ini Capaian Sektor Pertanian

Selasa, 18 Desember 2018, 12:41 WIB

Petani panen bawang. | Sumber Foto: Biro Humas dan Informasi Publik Kementan

AGRONET -- Tahun 2018 akan segera berakhir. Artinya selama setahun ini khususnya, Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai program kerja untuk mensejahterakan masyarakat. Kementan membeberkan beberapa hasil kerja yang telah dilakukan secara optimal. 

Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, kemarin (15/12) menjelaskan nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sebagai indikator kesejahteraan mengalami tren peningkatan, bahkan selama empat tahun terakhir. Tahun 2014, NTP berada di angka 106,65 dan terus menanjak hingga Oktober 2018 menjadi 107,35. Sedangkan capaian NTUP pada 2014 adalah 111,00 juga ikut meningkat sampai Oktober 2018 menjadi 117,25.

Untuk penyerapan tenaga kerja, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, menyampaikan terjadi pertumbuhan signifikan di subsektor peternakan. "Pada Juli 2018, jumlah tenaga kerja subsektor peternakan mencapai 4.831.210 orang atau terjadi peningkatan 27,3 persen dibandingkan tahun 2017," ujar Ketut. 

Begitu juga dengan ekspor subsektor peternakan, diperkirakan pada tahun 2018 meningkat sebesar 41,32 persen atau USD 426,650 juta. Tahun lalu, kata Ketut, ekspor subsektor peternakan adalah USD 443,430 juta atau 625,14 persen.

Sedangkan untuk program pemanfaatan lahan rawa dan gelar teknologi (geltek) tanpa merusak lingkungan untuk budi daya padi, palawija, serta pemeliharaan ikan, memperoleh apresiasi dari FAO dan para duta besar negara sahabat. Menyikapi hal itu, Mentan, Andi Amran Sulaiman, akan kembali menindaklanjuti pengembannya melalui gerakan selamatkan rawa sejahterakan petani (Serasi).

Amran menuturkan, sebagai upaya awal, 400 ribu hektare rawa di enam provinsi, yaitu Sumsel, Kalsel, Lampung, Jambi, Sulsel, Kalteng, bakal dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif. Menurutnya, pemanfaatan lahan rawa menjadi pertanian akan terintegrasi dengan peternakan, perkebunan, dan persawahan.

Dia mengatakan, Serasi akan dikerjakan bersinergi dengan lembaga pemerintahan lainnya. Guna mendukung capaian yang baik pemanfaatan rawa untuk pertanian, maka juga didukung dengan pengembangan mekanisasi serta teknologi. 

Sekretaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro, mengungkapkan seluas 200 hektare lahan rawa lebak bakal dikembangkan di bawah pengawasan 50 tenaga harian lepas yang melakukan fungsi teknis. "Pengelolaan semuanya dilakukan dengan teknologi mutakhir. Kendala kondisi tanah seperi masam, PH kurang, kini bukan lagi masalah," ujarnya. 

Menurut Syukur, seluas 7,9 juta hektare lahan rawa yang ditumbuhi semak belukar berpotensi menjadi kawasan pertanian. Selain masih ada 2 juta hektare lahan rawa bokor siap direvitaliasi jadi area pertanian. (591)