Ekspor Pertanian Bali Tumbuh 180 Persen

Selasa, 15 Oktober 2019, 10:25 WIB

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil , saat melepas ekspor produk pertanian asal Bali. | Sumber Foto: KBRN

AGRONET -- Nilai ekspor komoditas pertanian Pulau Dewata menunjukan tren positif dari tahun ke tahun. Data Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar mencatat kuantitas ekspor Bali naik 180 persen.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, I Putu Terunanegara, mengungkapkan angka itu merupakan komparasi dengan periode yang sama tahun 2018. Secara nominal, ekspor komoditas pertanian Bali pada Oktober 2018 hanya Rp148 miliar, menjadi Rp265 miliar di bulan Oktober 2019. 

"Kemungkinan saya target akan 200 persen lebih. Karena menunggu musim manggis ini kita ekspor," ungkapnya, disela-sela pelepasan ekspor komoditas pertanian di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, pekan lalu (12/10). 

Melihat capaian tersebut, Badan Karantina Pertanian berencana menjadikan Bali sebagai pulau percontohan dalam diversifikasi produk pertanian. Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengakui, banyak eksportir Bali yang berhasil menembus sejumlah negara dengan komoditas pertanian kreasi baru. 

"Sekarang Denpasar atau Bali itu menjadi contoh di nasional. Kreasi-kreasi atau kreatifitas masyarakat Bali cukup besar, cukup signifikan dibanding provinsi lain," ujarnya. 

"Contohnya kelapa yang kosong, daging buah dan airnya sudah habis, atau sudah rusak dibolongi atau dirusak tupai. Kita anggap selama ini mungkin sudah menjadi sampah, dibuang saja. Tapi ternyata oleh masyarakat Bali dengan teknik atau kreatifitas sebagai pengrajin, menjadi barang yang bisa kita ekspor dengan nilai cukup signifikan," ujar Jamil.

Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar kembali melepas komoditas kebeberapa negara. Pelepasan dilakukan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil. Komoditas yang dilepas meliputi bawang merah seberat 1 ton ke Jepang, biji kopi sebanyak 25 ton ke Amerika Serikat dan Korea Selatan, kacang mete 19 ton ke Austria, serta 200 kg premium cricket powder atau tepung jangkrik ke Korea Selatan dan Inggris. Total ekspor mencapai 46,2 ton atau setara dengan Rp5,7 miliar. 

"Ini sebenarnya untuk menjawab, mewujudkan cita-cita mulia kita, mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045. Itu sudah menjadi visinya Kementerian Pertanian," tegas Jamil.

Ali Jamil menjabarkan, kinerja ekspor Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Kenaikan volume ekspor dalam negeri mencapai 9 juta ton lebih, dengan nilai Rp400 triliun lebih. (KBRN/591)