Mengajarkan Anak Memilih Jajanan Sekolah

Sabtu, 30 November 2019, 20:34 WIB

Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan salah satu prioritas pengawasan pemerintah mengingat perannya yang strategis dalam mencukupi kebutuhan gizi anak sekolah. | Sumber Foto:Dok Badan POM

AGRONET --    Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan salah satu prioritas pengawasan pemerintah mengingat perannya yang strategis dalam mencukupi kebutuhan gizi anak sekolah. PJAS menyumbang 31,06 persen energi dan 27,44 persen protein dari konsumsi pangan harian. Berdasarkan survei yang pernah dilakukan Badan POM, diketahui hampir 99 persen siswa jajan di sekolah baik di kantin maupun pedagang di luar sekolah.

Kementerian Pertanian RI, Badan POM RI dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)  telah berkolaborasi mendukung program penyediaan makanan sehat bagi masyarakat terutama kalangan anak sekolah.

“Kita harus memastikan bahwa pangan yang tersedia tidak hanya cukup jumlahnya, tetapi juga aman dan mengandung cukup zat gizi terutama bagi anak sekolah,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi saat  ketiga instansi  bersama menggelar Festival Jajanan Kaki Lima (Healty Street Food Festival), awal bulan lalu..

Anak-anak memilih jajanan bukan berdasarkan apa yang dibutuhkannya, melainkan lebih karena mengikuti teman. Itu sebabnya, penting diajarkan kepada anak cara memilih jajanan sehat di sekolah. Jajanan sehat yang dimaksud adalah makanan atau minuman yang dibeli anak  adalah jajanan yang sehat, memiliki kandungan gizi yang seimbang dan memiliki kadar gula yang tidak berlebih.

Bagaimana cara mengajari anak memilih jajanan sehat di sekolah?  Berikut tips  nya.
 
  1. Perhatikan kebersihannya

Anak harus tahu bahwa ia hanya boleh membeli jajanan yang bersih. Jelaskan definisi bersih yang dimaksud agar anak lebih mudah paham. Misalnya si pedagang tidak menyentuh makanan dagangannya langsung dengan tangan, melainkan menggunakan alat penjepit makanan, sendok, atau menggunakan sarung tangan plastik. Kemudian, kondisi meja dan area di sekitar kios juga tidak boleh kotor, tidak ada sampah yang bertebaran, ataupun kerumunan lalat.

  1. Makanan tidak boleh dibungkus kertas bekas

Beberapa pedagang makanan kerap menggunakan kertas bekas untuk membungkus makanannya, seperti gorengan. Katakan pada anak bahwa ia harus menghindari makanan yang dibungkus dengan kertas bekas. Kita tidak pernah tahu benda apa saja yang pernah bersentuhan dengan kertas bekas tersebut. Apalagi jika kertas bekas tersebut ada tulisannya. Tinta di kertas bisa menempel pada makanan dan berpotensi jadi zat racun yang mencemari makanan.

Untuk menyiasati hal ini, orang tua bisa membawakan anak wadah makanan kosong agar anak tidak menggunakan kertas bekas sebagai pembungkus makanan.

  1. Warna makanan atau minuman tidak boleh mencolok

Katakan pada anak bahwa warna makanan atau minuman yang terlalu mencolok biasanya mengandung bahan pewarna berbahaya yang tak baik bagi kesehatannya. Misalnya saja, sirup, permen, gulali, atau saus sambal. Sebagai bahan pembanding dan pembelajaran buat anak, Orang tua bisa perkenalkan pada anak warna-warna makanan yang normal, yang ada di rumah, kepada anak.

  1. Makanan tertutup rapat

Makanan yang dijajakan haruslah tertutup rapat agar terhindar dari kerumunan lalat atau debu dan kotoran. Katakan pada anak bahwa paparan debu dan kotoran pada makanan bisa membuatnya sakit. Selain itu, ajari juga pada anak untuk tidak membeli minuman dalam botol plastik yang sudah terpapar sinar matahari. Meski tertutup rapat, botol plastik yang terpapar sinar matahari terus-menerus berpotensi melepaskan zat kimia berbahaya yang akan bercampur dengan minuman di dalamnya. 

  1. Pilih makanan atau minuman yang enak, nikmat tapi harus bergizi seimbang

Kategorikan jenis makanan ke dalam dua kategori, yaitu bergizi seimbang dan bergizi tidak seimbang. Yang masuk ke dalam kategori bergizi tidak seimbang, misalnya sirup, minuman bersoda, permen, gulali, dan sebagainya. Sedangkan yang masuk kategori bergizi seimbang, misalnya, kombinasi makanan yang terdiri dari telur, daging, buah, sayur, tahu atau tempe, air mineral, dan susu. Anak boleh memilih jajanan yang masuk kategori bergizi seimbang ini. 

Dengan mengajarkan  pemilihan jajanan sekolah secara aman kepada anak, didukung kerjasama antara orang tua dengan guru dan pengelola kantin sekolah, diharapkan anak-anak dapat mengkonsumsi jajanan sekolah dengan aman. Lebih baik pula jika anak dibawakan bekal makanan dari rumah sehingga lebih terjaga keamanan, kebersihan dan tingkat gizinya.(234)