Mentan SYL Dukung Program Satu Juta Sapi Bali Menuju Ekspor

Minggu, 05 Januari 2020, 11:51 WIB

Mentan Syahrul Yasin Limpo (kanan), Gubernur Bali, I Wayan Koster (tengah), Dirjen PKH, I Ketut Diarmita (kiri), dalam rangkaian penandatanganan MOU peningkatan produksi pertanian dan perternakan menuju ekspor tiga kali lipat yang berlangsung di Bali. | Sumber Foto: Humas Ditjen PKH Kementan

AGRONET -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendukung penuh program Provinsi Bali mencapai satu juta ternak sapi bali. Hal tersebut disampaikannya saat menyaksikan penandatanganan tiga nota kesepahaman antara Kementerian Pertanian dengan Gubernur Bali di Denpasar, Bali,  Sabtu (4/01). Salah satu nota kesepahaman tersebut terkait populasi sejuta sapi bali mendukung program sapi kerbau komoditas andalan negeri atau Sikomandan.

Menteri SYL mengatakan, Bali merupakan provinsi yang memiliki potensi pertanian dan peternakan yang sangat besar. "Pada hari ini telah ditandatangani tiga nota kesepahaman antara Kementan dan Pemda Bali. Ini bertujuan untuk meningkatkan pembangunan pertanian menuju pertanian yang maju, mandiri, dan modern," ungkap SYL.

Lebih lanjut, syahrul mengharapkan dengan meningkatnya produksi dan produktivitas, maka ke depan produksi pertanian atau perternakan tersebut bisa diekspor. Langkah ini, ujarnya,  sejalan dengan gerakan tiga kali ekspor atau Gratieks.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyampaikan Provinsi Bali merupakan provinsi yang berbasis pertanian. Menurutnya, penyediaan pangan merupakan salah satu program utama saat ini. Oleh karena itu, dia mengharapkan dukungan Kementan dalam membantu program Pemda dan masyarakat Bali, sehingga produksi dan produktivitas pertanian di Bali semakin meningkat.

Sementara itu, terkait Program Satu Juta Ternak Sapi Bali pada Tahun 2025, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, I Ketut Diarmita, menyampaikan target tersebut dapat dicapai apabila ada peningkatan jumlah induk sapi sebesar 30-45 persen dari populasi saat ini, dan didukung oleh peningkatan kelahiran pedet (anak sapi) sebesar 80-85 persen dari indukan jumlah sapi.

Upaya lain untuk mencapai target,  tambah I Ketut,  adalah angka pemotongan sapi betina produktif di Bali harus bisa diturunkan hingga 5-10 persen dari pemotongan tercatat saat ini. Kemudian, angka kematian pedet harus diturunkan di bawah 5 persen dari sapi yang lahir.

"Apabila parameter-parameter tersebut tercapai, maka program sejuta ternak sapi bali akan kita raih sesuai target. Ditjen PKH selalu siap mendukung program ini, karena sejalan dengan Sikomandan, salah satu program penting dari Mentan SYL," pungkasnya. (139)