Budidaya Cacing Tanah, Memberi Keuntungan Tinggi

Selasa, 06 Oktober 2020, 12:51 WIB

Cacing tanah tergolong mudah pemeliharaan dan perawatannya. | Sumber Foto:Dok AGRONET

AGRONET -- Banyak orang merasa takut atau geli pada cacing tanah. Namun, sebagian yang lain menganggap hewan ini memberi banyak manfaat dan menguntungkan, justru yang terbayang adalah rupiah. Mereka adalah para peternak cacing tanah. Kenapa bisa demikian?

Belum banyak yang tertarik ternak cacing, padahal permintaan dan harga hewan avertebrata ini cukup tinggi, terutama untuk dijadikan sebagai bahan baku kosmetik dan bahan obat-obatan. Selain itu, para peternak banyak menggunakannya untuk pakan ternak maupun obat. Hewan ini dinilai memiliki kandungan protein yang tinggi. Protein yang dikandungnya sangat baik bagi para peternak ikan.

Kandungan nutrisi cacing diantaranya adalah protein 64-76, lemak 7-10 %, Asam glutamat 8.98 %, Treonin 3.28%, Lisin 5.16%, Glycine 3.54, energi 900-4100 kal, serta mineral, air, dan asam amino paling lengkap. Tidak heran jika ada banyak manfaat cacing tanah. Bukan hanya untuk kesehatan tetapi juga untuk perawatan kulit.

Cacing tanah spesies Lumbricus rubellus adalah jenis cacing yang sangat potensial untuk dibudidayakan. Jenis cacing ini mempunyai siklus pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan jaenis cacing lainnya. Bukan hanya itu,cacing tanah ini juga tergolong mudah pemeliharaan dan perawatannya, karena bisa dikembangkan di media limbah organik.

Tertarik untuk ternak cacing? Cukup mudah dan menguntungkan, apalagi jika sudah punya jaringan pemasarannya.

Tahapan Ternak Cacing

Hal pertama yang harus anda persiapkan adalah tempat ternak cacing. Kandang cacing ini harus bebas dari kemungkinan hama atau predator seperti semut, cicak, ayam, atau hewan lain yang dapat memangsa cacing. Karena memang ada banyak pemangsa cacing itu sendiri.

Untuk tempat ternak cacing tanah sendiri, bisa kita lakukan diberbagai tempat seperti di bak semen (sistem jedingan), rak kayu, box kayu dsb.

Beberapa tempat bisa dijadikan sebagai sarana budidaya cacing. Bisa memanfaatkan garasi rumah untuk meletakan kotak-kotak yang berisi bibit cacing, bekas kolam ikan yang tidak terpakai juga bisa dimanfaatkan untuk rumah cacing atau membuat kolam besar khusus untuk cacing. Dengan sistem kolam jedingan, peternak dapat memasukan hinggga 5 kilogram bibit cacing.

Dengan sistem rak, bisa menghemat tempat dan hasil maksimal, memanfaatkan barang bekas yang ada atau manfaatkan pekarangan rumah untuk lahan budidaya cacing tanah

Media Ternak Cacing

Setelah tersedia tempat untuk budidaya, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media untuk cacing. Media untuk hidup cacing ini yang nantinya juga sekaligus juga harus menyediakan makanan mereka. Ada banyak media tempat cacing yang bisa dibuat, yang jelas media budidaya harus gembur dan banyak bahan organik.

Bisa digunakan log jamur atau limbah hasil budidaya jamur, tanah organik ( tanah plus serbuk gergaji, ataupun batang pisang yang dicach), campuran kompos dengan beberapa bahan organik (limbah pertanian, limbah pasar).

Bagaimana cara membuatnya? Pertama-tama masukkan bahan-bahan tersebut hingga mencapai ketinggian 15 cm. Masukkan juga air secukupnya agar media hidup cacing tanah ini basah dan gembur. Aduk semua bahan tersebut sampai tercampur merata, agar terjadi proses fermentasi.

Setelah empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media hidup dan 30% kotoran hewan. Kapur bisa ditambahkan sebanyak 1?ri media hidup untuk mendapatkan pH netral. Media sudah dianggap cocok apabila pH nya mencapai 6,0 – 7,2 ; tingkat kelembaban 15 – 30 ?n suhu antara 15 – 25ºc.

Kemudian masukkan cacing tanah ke dalamnya. Cacing yang dimasukkan seberat media hidup yang telah disediakan. Bila medianya mencapai 2 kg, maka cacing yang dimasukkan ke dalamnya juga 2kg. Untuk menghindari kekeringan, permukaan media dilapisi plastik, karung, atau bahan lain yang tidak tembus cahaya. Agar bisa hidup dan berkembang dengan baik, setiap hari cacing harus mendapat suplai makanan yang dibutuhkan.

Pembibitan cacing

Jika ingin membudidayakan cacing tanah secara komersial, gunakanlah bibit yang sudah ada karena membutuhkan jumlah yang cukup besar. Tapi, jika ingin dimulai dari skala yang kecil, bisa kamu gunakan bibit cacing tanah yang ada di alam. Biasanya banyak di tumpukan sampah yang membusuk atau di tempat pembuangan kotoran hewan.

Pemeliharaan bibit calon induk cacing bisa dilakukan dengan beberapa cara:

  • Memelihara cacing tanah sebanyak-banyaknya atau disesuaikan dengan tempat yang akan digunakan. Kamu bisa memilih cacing yang muda atau dewasa. Jika kandangnya berukuran tinggi 0,3 m, panjang 2,5 m, dan lebar < 1>
  • Pemeliharaan dimulai dengan jumlah yang kecil. Jika jumlahnya sudah bertambah sebagian cacing bisa kamu pindahkan ke bak pemeliharaan yang lain.
  • Kombinasi antara dua cara di atas
  • Pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa baru dipindah ke bak pemeliharaan lain.
  • Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.

Apabila media pemeliharaan sudah siap dan bibit cacing tanah juga sudahada, maka penanaman bisa segera kamu laksanakan secepatnya. Jangan masukkan sekaligus bibit cacing tanah yang tersedia, tapi cobalah sedikit demi sedikit.

Jika sudah, amati secara rutin setiap 3 jam sekali, siapa tahu ada yang berkeliaran di atas media atau bahkan ada yang meninggalkan media. Apabila dalam rentang waktu sekitar 12 jam tidak ada yang keluar dari wadah, berarti media yang kamu buat itu sudah cocok. Sebaliknya jika tidak cocok, cacing akan berkeliaran kemana-mana.

Cacing termasuk hewan hemaprodit, yaitu memiliki alat kelamin ganda. Meskipun demikian, dalam urusan pembuahan mereka tidak bisa melakukannya sendiri. Dari hasil perkawinan sepasang cacing akan menghasilkan satu buah kokon yang berisi telur-telur. Kokon tersebut berbentuk lonjong dengan ukuran kurang lebih 1/3 besar kepala korek api.

Dalam rentang waktu 14-21 hari kokon akan menetas, setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor. Diperkirakan 100 2kor cacing bisa menghasilkan sekitar 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun.

Pakan Cacing

Setelah cacing kita masukkan ke dalam media budidaya, jangan lupa untuk memberinya pakan. Pakan cacing bisa berupa limbah organik rumah tangga (sisa nasi, sisa sayur dsb), limbah home industry (kulit buah, sisa dapur rumah makan dsb), limbah peternakan (kotoran kambing, sapi, dan ayam) atau daun gugur yang dibuat menjadi kompos.

Pakan cacing sebaiknya adalah yang sudah dibusukan atau difermentasi, bisa anda berikan secara langsung juga kepada cacing. Banyaknya pakan yang diberikan sama jumlahnya dengan berat cacing yang anda masukkan, jika berat cacing 2 kg, maka pakan yang diberikan juga sebaiknya 2 kg. Berikan pakan berupa bubur atau bubuk. Buat pakan dengan perbandingan 1 pakan : 1 air. Bubur pakan ditaburkan secara merata di atas 1/3 bagian permukaan media hidup cacing tanah.

Perawatan Cacing

Pakan yang kita berikan tadi sebaiknya diberikan setiap hari untuk jumlah pakan 2 kg yang kita berikan, atau bisa juga kita berikan 2 kg per seminggunya. Perhatikan apakah cacing kekurangan air atau kekurangan pakan, usahakan agar media budidaya selalu lembab dan kebutuhan pakan selalu terpenuhi.

Hama Cacing 

Banyak hama yang bisa memangsa cacing seperti semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, dan kutu. Untuk itu, lubang tempat pemeliharaan harus selalu tertutup. Bahan yang baik digunakan sebagai penutup adalah kawat kasa. Karena kawat kasa juga menjamin berlangsungnya proses pergantian udara tetap berjalan dengan baik. Selain itu, untuk mencegah serangan semut, di sekitar kotak pemeliharaan diberi air secukupnya (dirambang).

Masa Panen Cacing

Panen biasanya dilakukan pada bulan ke 2,5 – 4. Sebaiknya jangan dipanen secara keseluruhan. Biasa anda ambil hanya 25% saja sampai 75%. Agar proses regenerasi terus berjalan.

Panen bisa mulai dilakukan setelah kita melihat banyaknya kascing (kotoran cacing) dan kokon (kumpulan telur cacing). Sebagian cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan menjadi bibit. Bagaimana cara memanen cacing?

Ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk memanen cacing, salah satunya dengan menggunakan petromaks, lampu neon atau bohlam. Cahaya yang dihasilkan oleh akan lampu mengundang cacing berkumpul di bagian atas media. Setelah itu, cacing tinggal diambil dan dipisahkan dari medianya. Cara lain adalah membalikkan kotak pemeliharaan, dan memisahkannya dari media hidup cacing.

Setelah cacing dipanen, sebagian cacing dewasa dan kokon (telur cacing) masing-masing dimasukkan ke dalam media hidup yang baru secara terpisah. Telur-telur cacing tanah ini akan segera menetas dalam tempo 14-21 hari. Setelah itu, pemeliharaan dilakukan seperti awal budidaya. Dengan demikian proses hidup cacing akan terus berjalan, budidaya cacing dapat dilakukan terus menerus sampai kapanpun.(234)