Sensor Cerdas Dunia Pertanian

Rabu, 21 Agustus 2019, 16:14 WIB

Sensor nitrogen, mendeteksi kadar nitrogen dalam tumbuhan. | Sumber Foto:Dok Istimewa

AGRONET --  Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan-lahan pertanian yang cukup luas dan sebagian besar rakyatnya bekerja di sektor ini. Namun selama ini hasil produksi pertanian belum dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sehingga kebijakan impor pun diberlakukan. Beberapa masalah yang mempengaruhi produktivitas hasil-hasil pertanian dalam negeri adalah biaya pengelolaan pertanian yang semakin tinggi seperti pembelian bibit, pupuk dan pestisida serta kelangkaan pupuk yang sering terjadi.

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian adalah dengan menerapkan pola pertanian modern atau dikenal sebagai pertanian presisi. Dalam kegiatan pertanian presisi salah satu kegiatannya adalah melakukan pemantauan dan analisa kondisi tanah dengan menggunakan teknologi sensor sebelum dilakukan kegiatan pengelolaan lahan. 

Kecanggihan teknologi adalah suatu keharusan yang tidak terbendung dan selalu berinovasi di semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor pertanian. Banyak inovasi yang terbaru muncul untuk membantu mempermudah pekerjaan. Salah satu kemajuan  teknologi di bidang pertanian  adalah penggunaan sensor. Sensor yang telah banyak digunakan dan berguna di dunia pertanian.

Cara kerjanya  sederhana. Menancapkan sejumlah sensor yang bersifat water proof ke dalam medium tanah, sehingga bisa terdeteksi kondisi tanah, kelembapan, kadar air, hingga serapan pupuk pada sebuah tanaman. Sensor digunakan untuk mendeteksi semua yang ada di tanah. Selanjutnya dengan mengetahui status hara di dalam tanah, bisa digunakan untuk mengaplikasikan pertanian presisi.  

Komponen pertanian presisi yang utama adalah tidak ada sisa yang terbuang, termasuk pupuk Nitrogen yang merupakan salah satu komponen penting dan menjadi tolak ukur kualitas tanaman. Biasanya, penggunaan pupuk yang salah satu kandungannya adalah nitrogen memang benar terserap baik oleh tanaman dan biasanya nitrogen tersebut sebagian akan kembali ke udara. Namun, dalam konteks pupuk, nitrogen justru larut bersama air. Tidak hanya menyumbang perubahan iklim, tetapi juga mengancam keberadaan makhluk hidup bawah air.

Alat sensor nitrogen ini dapat mendeteksi kadar nitrogen dalam tumbuhan. Sensor yang menggunakan infra merah ini kemudian mengaktifkan Aplikasi on-the-go input berdasarkan kondisi lapangan real-time.

Sensor membantu mengoptimalkan pemanfaatan air dan memaksimalkan panen.  Digunakan untuk menentukan kesehatan tanaman termasuk Trimble GreenSeeker, Topcon CropSpec, dan Opt-Rx Ag Leader. Sistem cerdas mengukur cahaya pantulan dari tanaman yang diterjemahkan ke dalam tingkat nitrogen. Kendali elektronik yang terhubung ke sensor kemudian sinyal sistem aplikasi bertujuan untuk menerapkan jumlah nitrogen yang benar untuk kebutuhan tanaman.

Teknologi sensor juga tersedia untuk mengukur fitur tanah seperti konduktivitas tanah listrik, elevasi tanah, kandungan bahan organik dan bahkan pH. Sebagai contoh, Veris Technologies, Geonics dan Dualem semua membuat berbagai jenis sensor tanah.

Tipe lain dari sistem penginderaan adalah satelit atau pencitraan udara, yang disebut penginderaan jauh. Satelit ini menembak gambar daerah pertanian utama setiap tiga sampai empat hari untuk dicatat perbedaan dalam kesehatan tanaman. Petani kemudian dapat menerapkan nutrisi berdasarkan resep dari citra satelit.

Para ahli  mengharapkan ledakan penggunaan teknologi sensor dalam lima tahun ke depan setelah biaya turun dan petani mewujudkan pengembalian investasi. - Jodie Wehrspann
 
Setidaknya indonesia mendapatkan info berguna ini agar di kembangkan di investor pertanian d indonesia. mungkin sangat berguna agar tingkat penghasilan dan hasil yang di dapatkan semakin tinggi dan meningkat.(234)