Gaji Petani Milenial Setara Gaji PNS?

Jumat, 06 Maret 2020, 18:40 WIB

Kunjungan BPPSMD Kementan ke Kampung Wisata Sayur dan Buah, Lampung Tengah | Sumber Foto:Humas BPPSDMP

AGRONET -- Peran Petani Milenial dalam mengembangkan pertanian di Indonesia sangatlah penting. Ide kreatif dan inovatif dari generasi milenial ini membuat pendapatan petani setara dengan gaji PNS. Dalam kunjungan ke Kampung Wisata Sayur dan Buah, Lampung Tengah (6/3), Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Lampung Tengah, Ellya Lusiana Loekman, S.Pd., “Ibu-Ibu Milenial di KWT Lampung meski wanita tani pikirannya modern, penghasilan perbulan kisaran 2 sampai 3 juta setara gaji PNS yang baru masuk.”

KWT Lampung Tengah mendapat bimbingan dari Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, serta Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung. Seperti misalnya KWT Bina Pertani, Liman Benawi, Trimurjo, Lampung Tengah kini para ibu sudah dapat membantu perekonomian keluarga dengan memanfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam. Pemanfaatan lahan yang terbatas ini awalnya hanya sekedar untuk menyediakan pangan sehat untuk keluarga, kini menjadi usaha kelompok.

Atas inisiasi Retno Sawitri, Penyuluh Pertanian Lapangan, KWT Bina Pertani terbentuk pada 9 November 2012. “Daripada ngerumpi, lebih baik manfaatkan pekarangan,” sebut Widarni, Ketua KWT Bina Pertani. Manfaat lainnya, tanpa perlu meninggalkan anak, wanita tani masih tetap bisa bekerja dan dapat memenuhi biaya sekolah. Berawal dari 12 orang, berkembang menjadi 45 anggota, saat ini telah tergabung 90 ibu-ibu petani milenial.

KWT Bina Pertani juga bergabung dengan Forum Komunikasi KWT Lampung Tengah, dari sanalah terbentuk pasar KWT yang berasal dari KWT oleh KWT untuk masyarakat. Dengan saling berkomunikasi, para ibu saling bercertia akan muncul ide-ide. Seperti ide pendirian pasar, adanya pasar KWT untuk memfasilitasi hasil dari pekarangan yang bagus, sehat, dan tanpa bahan kimia agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Sebanyak 5 pasar KWT menyebar di Kecamatan Pungkur, Kecamatan Seputih Raman, Kecamatan Seputih Banyak, Kecamatan Bangun Rejo, dan Kecamatan Rumbia. Durasi operasional yang semula 1 kali perminggu, meningkat menjadi 3 kali. Menariknya, muncul juragan-juragan baru dengan adanya pasar KWT, “mbak rini, juragan genjer, panen satu minggu 4 kali, selain dijual di Pasar KWT juga di pasarkan via media sosial,” kata Ellya.

Pertemuan yang dihadiri Forum Wartawan Kementan (Forwatan) membuat Sekertaris Badan Peyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian(Sesba PPSDMP) Kementrian Pertanian, Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si., menghimbau Tim media mohon dibantu petani-petani ini untuk diekspos agar menjadi terkenal dan ditiru daerah lain. Lebih lanjut Munifah menyampaikan, “Petani jika banyak yang meniru, jangan takut, yakin semakin sukses.”

Harapan pun disampaikan oleh Ketua KWT Bina Pertani, “Kami harap terus mendapat dukungan, pelatihan, bantuannya untuk mengelola daerah sadar wisata. Semoga kampung kami semakin maju, baik tingkat nasional bahkan internasional.”

Kepala BPPSDMP, Prof. Dedi Nursyamsi berkesempatan menyapa para petani milenial di Lampung Tengah melalui teleconference. “Ibu-Ibu anggota KWT dan petani sekalian jangan khawatir saat ini melalu program kostratani, untuk memenuhi kebutuhan bapak ibu sekalian.” Tak berapa lama, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bergabung bersama.

Dengan hangat Menteri SYL bertanya, “punya lahan untuk ditanam?” serentak petani pun menjawab, “punya.” Lebih lanjut Ketua KWT Lampung Tengah yang juga Istri Bupati Lampung Tengah menrinci bahwa KWT Lampung tengah telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk memproduksi pakan sehat, dengan Dinas Kesehatan untuk memberantas stanting, serta menargetkan Lampung Tengah pada Tahun 2023 Bebas Stanting. Apresiasi pun muncul dari Menteri SYL, “petani di Lampung Tengah Hebat.”

Menteri SYL menyarankan para ibu untuk bergabung dalam Program Petani Masuk Sekolah (PMS), salah satu program Kostratani yang digawangi Badan ketahanan Pagan Kementan. “Kebutuhannya apa, agar dapat difasilitasi dan mengembangkan KWT di sana,” sebut Menteri SYL. Apa yang telah berkembang di Lampung, menginsprasi Direktur Polbangtan Manokwari, drh. Purwanta, M.Kes untuk mengadaptasikannya di Papua Barat. "Ini jadi satu pembelajaran dan motivasi bagi mahasiswa Polbangtan Manokwari dalam mempersiapkan diri sebagai wirausaha bidang pertanian," tegas Purwanta. (269)