Polbangtan Kementan Cegah Penularan Virus ASF lewat Pendampingan dan Pengabdian

Sabtu, 26 Maret 2022, 15:43 WIB

Upaya pencegahan penyebaran virus ASF | Sumber Foto:Polbangtan Manokwari

AGRONET -- Pembangunan pertanian berkembang dengan pesat seirama dengan berkembangnya teknologi. Petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha perlu di tingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya, sehingga mampu bersaing dengan para petani dari negara lain sebagai kompetitor.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pembanguan pertanian ini harus lebih maju tidak boleh stuck (macet), pertanian harus makin mandiri. Ada tantangan-tantangan baru yang harus kita jawab dari masa ke masa dan era ini dengan teknologi.

“Bertani itu usaha yang penuh nilai ibadah karena sebagai penyedia pangan bagi 273 juta masyarakat Indonesia sekaligus menjamin ketahanan pangan nasional," kata Syahrul

Mewujudkan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyatakan pihaknya siap untuk terus meningkatkan kualitas SDM dalam mendukung pembangunan pertanian di tanah air.

“Dalam meningkatkan kualitas SDM, melalui Lembaga Pendidikan vokasi, Kementerian Pertanian siap membentuk SDM pertanian unggulan. SDM yang siap bekerja di dunia usaha dan dunia industri serta mencetak pelaku usaha pertanian andal, kreatif.”

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari sebagai penyelenggara pendidikan vokasi Kementerian Pertanian dalam menerapkan Tridharmanya didukung oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) yang bertugas mengkordinasikan kegiatan penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring hingga pelaporan.

Berpijak pada tugas tersebut maka UPPM Polbangtan Manokwari mengemban peran pokok untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

Melalui Program Desa Mitra yang dijalankan oleh UPPM, Polbangtan Manokwari berkesempatan mendorong masyarakat sekitar untuk kembali meningkatkan penghasilan ekonomi keluarga melalui berternak babi.

Sebelumnya, banyak peternak yang mengalami kerugian besar karena terserang penyakit African Swine Fever (ASF). Oleh karena itu, Dosen dan Mahasiswa PKL II Polbangtan Manokwari melakukan sosialisasi mengenai pencegahan penyakit ASF serta manajemen kesehatan pada ternak babi di kampung Warmomi, distrik Manokwari Selatan.M yang merupakan salah satu dari 4 Desa Mitra Polbangtan Manokwari.

Selanjutnya dengan didampingi oleh Penyuluh BPP Manokwari dan koordinator Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP), kegiatan berlanjut dengan pelayanan kesehatan ternak babi berupa pemberian obat cacing, vitamin injeksi dan vitamin oral.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 25 orang masyarakat lokal yang merupakan anggota kelompok ternak.

Direktur Polbantan Manokwari, Purwanta menyampaikan bahwa pencegahan ASF itu perlu dilakukan, karena langkah tersebut merupakan cara terbaik saat ini. “Virus ASF belum ada obatnya dan belum ada vaksinnya,”kata Purwanta.

“Mengingat di Manokwari pada tahun 2021 banyak babi yang terjangkit dan tingkat kematiannya tinggi sehingga beresiko pada kerugian para peternak. Oleh sebab itu, kita sebagai perpanjangan tangan Kementerian Pertanian harus terlibat langsung dengan berbagi ilmu kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran virus ASF,” Tegas Purwanta.

Diharapkan dengan langkah inisiatif ini penyebaran virus ASF dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat.