Mengangkat Gengsi Pangan Lokal Bengkulu Utara

Sabtu, 25 Juli 2020, 21:04 WIB

Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP, Andriko Noto Susanto, berfoto bersama pengurus dan anggota Gapoktan Bhakti Bersama, Desa Tanah Tinggi, Bengkulu Utara. | Sumber Foto:Humas BKP Kementan

AGRONET -- Dengan kemauan dan kerja keras, Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) Bhakti Bersama, Desa Tanah Tinggi, Kecamatan Padang Jaya, Bengkulu Utara, bertekad mengangkat gengsi pangan lokal di daerahnya.

"Primadona produk kami adalah buah nanas diolah menjadi selai dan dodol. Ini akan terus kami kembangkan, baik budidaya, pengolahan, maupun pemasarannya," ujar Warsi, Ketua Seksi Pengembangan Usaha, Gapoktan Bhakti Bersama.

Siang itu, Gapoktan Bhakti Bersama mendapat tamu istimewa, yaitu Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP, Andriko Noto Susanto, dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bengkulu, Yenita Saiful. 

Kunjungan kerja, tidak hanya melihat program yang dijalankan, tetapi melakukan pertemuan kelompok agar anggota bersemangat, termotivasi, dan lebih berdaya lagi.

"Saya senang para petani disini dapat mengoptimalkan pangan lokal yang ada. Kalau ini dikelola dan terus dikembangkan, ini akan menjadi usaha bisnis pangan lokal yang menjanjikan," ujar Andriko, Sabtu (25/7).

Menurut Andriko, upaya pengembangan pangan lokal melalui produk olahan, sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dalam pemberdayaan Gapoktan, Andriko banyak memberikan motivasi dan kiat-kiat bisnis, sehingga anggota semakin bersemangat.

"Mulai saat ini coba usahakan pemasarannya secara online, sehingga produknya tidak hanya dikenal di daerah, tapi sampai ke Bengkulu, bahkan seluruh Indonesia. Jadi, saat ini pemasaran paling efektif melalui online. Ini yang harus digarap," ujar Andriko.

Kalau pasar sudah luas, tambah Andriko, permintaan akan semakin banyak, sehingga usaha mulai dari budidaya, pengolahan, dan pemasaran akan semakin berkembang.

"Kalau sudah demikian, desa ini pun akan dikenal dengan desa nanas. Dampaknya, masyarakat di sini akan meningkat pendapatan dan kesejahteraannya. Inilah yang kami harapkan," ujar Andriko.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bengkulu, Yenita Saiful, mendukung apa yang dikatakan Andriko. "Coba terus dikembangkan, baik budidaya, pengolahan, sampai pemasarannya. Pemasaran secara online harus dicoba dan bisa dilakukan, karena eranya sekarang serba internet," ujar Yenita.

Menurut Yenita, pihaknya sangat berterima kasih kepada BKP Kementan yang menempatkan program di Bengkulu Utara. "Kami dari provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa selalu mensupport kalian. Jadi, kalau ada permasalahan dan kesulitan, sampaikan kepada petugas kami di lapangan," tutur Yenita.

Selain nanas yang diolah menjadi selai dan dodol, produk Gapoktan lainnya adalah keripik pisang dan singkong. Namun nanas punya keunggulan tersendiri.

"Nanas kami ini berbeda dengan nanas dari daerah lain. Ukuran besarnya bisa aja sama, tetapi rasanya lebih segar dan manis," ujar Maryono, pendamping budidaya.

Gapoktan Bhakti Bersama mengembangkan budidaya nanas pada areal 11,9 hektare. Produk olahannnya sudah mendapat sertifikat halal dan PIRT, sehingga bisa diterima masyarakat. Pasar yang disasar masih seputar kabupaten, sehingga perlu terus dikembangkan.

Kehadiran BKP dengan Pengembangan Korporasi Usaha Tani, melalui pemberdayaan dari hulu sampai hilir, diharapkan dapat mengangkat gengsi olahan pangan lokal, agar sejajar dengan produk lainnya.

Selain Tim BKP Kementan dan Dinas Ketahanan Provinsi, kunjungan kerja ini juga dihadiri Kepala Dinas Kabupaten, Camat, dan Kepala Desa. (357)